Komunitas Adat Terpencil Harapkan Adanya Perhatian Serius Dari Pemerintah

oleh
Tugu Monumen Komunitas Adat Terpencil (KAT), yang berdiri diwilayah Kasepuhan Cireundeu, Kampung Cireundeu, RT 01 dan 02 RW 01, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, terdekat Sungai Cibareno yang merupakan area perbatasaan antara Provinsi Jawa Barat (Jabar) dengan Provinsi Banten. KONTEN INDONESIA / Supriyanto 

KAB SUKABUMI – Sejak berdirinya Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang didirikan bersamaan dengan Tugu Monumennya pada tahun 2009, diwilayah Kasepuhan Cireundeu, yang terletak di Kampung Cireundeu, RT 01 dan 02 RW 01, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, terdekat Sungai Cibareno yang merupakan area perbatasaan antara Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan Propinsi Banten. Kampung tersebut yang dikenal dengan nama Kampung Adat Cireundeu, hingga kini diduga sudah tidak diperhatikan lagi oleh pihak-pihak terkait.

“Sejak berdirinya Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang didirikan bersama Monumen pada tahun 2009 silam dan diremsmikan dan ditandatangani langsung oleh Menteri Sosial (Mensos) H. Bachliar Chamsah. Menu sejumlah informasi, sejak itu pula Kampung Adat Cireundeu tersebut tidak pernah diperhatikan lagi oleh Dinas terkait,” ungkap Abah Sumri, yang merupakan Sesepuh Kaolotan wilayah tersebut. Rabu, 11/04/2018.

Abah Sumri mengatakan, oleh karena itu, Kasepuhan Cireundeu ini sekarang sengaja menginduk ke Kasepuhan Cicarucub, yang ada di Kampung Cicarucub, Desa Neglasari, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak. Tetapi secara administrasi, kita tetap ke Provinsi Jawa Barat arat. Bahkan dua bulan yang lalu, kami juga sudah melampirkan permohonan bantuan ke Dinas Sosial, namun hingga saat ini hari belum ada jawaban yang pasti.

“Saya selaku sesepuh kaolotan Cireundeu dan para sesepuh lainnya serta para tokoh masyarakat, sangat mengharapkan adanya bantuan, baik segi materi, pikiran dan tenaga. Hal itu untuk kebutuhan semua pihak dalam melestariakan Komunitas Adat Terpencil (KAT).” katanya.

Sementara, Wakil Sesepuh tersebut, Jumhana, menambahkan, selain hal-hal kebutuhan untuk melestariakan Komunitas Adat Terpencil (KAT), rumah adat pun kami belum ada. Padahal, adat kasepuhan disini memiliki berbagai kesenian seperti Topeng dan Angklung yang benar-benar harus lebih dilestarikan lagi, karena itu peninggalan sejarah. Ungkapnya.

Tidak hanya itu, Agus, seorang Tokoh Masyarakat berharap, Komunitas Adat Terpencil (KAT) Cireundeu ini, sangat mengharapkan adanya perhatian serius dari pihak pemerintah. sangat disayangkan sekali kalau komunitas ini sampai punah, karena ini merupakan salah satu Asset Negara juga. Singkatnya.

 

 

 

Penulis : Supriyanto
Editor   : Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *