Kiloan Beras Bulog Sering Di Kurangi, Masyarakat Pemanpaat Yang Jadi Korban

oleh
Tumpukan beras bulog (Raskin) bantuan pemerintah, di Desa Situwangi. Konten Jabar / Indra Permana

BANDUNG BARAT – Beras Bulog yang di kenal banyak orang dengan nama Beras Raskin merupakan salah satu program bantuan yang di keluarkan pemerintah untuk membantu keluarga tidak mampu. Selain menurut perkataan sejumlah orang yang alangkah baiknya jika nama Beras Bulog atau Beras Raskin itu di ubah nama program bantuannya menjadi “Beras Murah” yang layak untuk di konsumsi dan membantu orang tidak mampu, malah di jual dengan harga yang cukup tidak lazim (wajar) hingga membuat warga masyarakat sangat merasa terbebani.

Mengenai orang atau keluarga yang tidak mampu yang kurang beruntung dalam kehidupannya dan termasuk di katagori orang miskin di negri ini. Menurut data yang ada di Badan Pusat Statistik (BPS) yang berhasil di ketahui Tim Kontenjabar.com, bahwa kondisi keluarga yang tidak mampu hingga saat ini sudah menurun, akantetapi dalam kenyataannya yang terutama di daerah perdesaan di setiap wilayah, bukannya menurun bahkan jumlahnya malah semakin meningkat. Padahal, Harga beras bulog atau raskin tersebut, dari pihak bulongnya relatip sangat murah, yakni seharga Rp.1600 / kilo gram.

Saat Kontenjabar.com coba berbincang dengan yang bernama Uus, Sekretaris Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar) mengatakan, Pihak lingkungan di RT 02/07 di desa ini, tidak bisa menjual raskin tersebut dengan harga, yakni Rp.1600/Kg. Karna, beras bulognya sering sekali terjadi keteukoran dalam setiap perkarungnya. Dari satu karung yang seharusnya berisi bulog 15 Kg itu, sering terjadi teukornya hingga 1/2 Kg.

“Beras bulog itu yang seharusnya dengan berat 50Kg per karungnya, sering terjadi tekor hingga 1/2Kg perkarung.” ucap Uus di ruang kerjanya, Selasa, 21 Maret 2017.

Maka dari itu kata Uus, Bila ketekoran beras bulog itu perkarungnya dengan rata-rata kurang 1/2 Kg, kalo dari  10 karung saja sudah ketauan jelas tekornya hingga 50 Kg, belum lagi adanya biaya ongkos kirim dari kantor desa ketempat RT/RW yang menggunakan jasa roda empat (Mobil), untuk menutupi ketekoran kiloan dari jumlah beras per karungnya dan juga ongkos kirim, otomatis berasnya tidak bisa di jual seharga yang dari bulognya yang Rp.1600/Kg.

“Distribusi beras bulog dari kantor desa ke setiap RT/RW, suka memakai jasa roda empat (Mobil). Makanya selain adanya ketekoran perkarung berasnya, di tambah juga adanya ongkos kirim,” kata Uus.

Maka dari itu di katakan Uus, Pihak RT/RW di desa ini menjual raskinnya dengan harga Rp.12,000 Per/paketnya, dengan tarip harga seperti itu, warga miskin khususnya yang kurang mampu sangat merasa keberatan dan merasa terbebani dengan harga raskin yang cukup mahal seperti itu.

“Pihak RT/RW desa ini menjualnya seharga Rp.12,000. Makanya warga masyarakat merasa sangat keberatan dengan harga beras bulognya.” (Indra Permana).

Editor : Deni

 

 

Kontenjabar.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *