SUKABUMI – Kepolisian Resor Sukabumi membekuk lima pelaku pembunuh Mumu (60) warga Kampung Cilangkop, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dari hasil pengembangan, ternyata dua pelaku pembunuhan terhadap Mumuh yang merupakan guru ngaji ini masih satu daerah yakni Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas, Sukabumi. Kelima tersangka tersebut ditangkap diwaktu berbeda yakni pada hari Rabu dan Kamis 11-12 Januari 2017.
Seperti diberitakan sebelumnya, Korban pertama kali ditemukan keluarganya sudah meninggal dengan tubuh penuh luka disebuah gubuk di Kampung Leuweung Talaga, Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas. Pada Selasa 10 Januari 2017 lalu.
Kelima pelaku yang berhasil diringkus polisi adalah Rus (32) dan Sar (46) warga Kampung Cilangkop, Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas. Kemudian Jab (25) warga Kampung Bojongsawah, Desa Mekarsari, Kecamatan Ciracap dan Yad (36) warga Kampung Pasirbaru, Desa Mekarsari, Kecamatan Ciracap.
Pembunuhan yang dilakukan oleh lima pemuda ini, bermula dari isu dukun santet, karena dari hasil pengembangan ditemukan surat pernyataan persetujuan warga untuk membasmi orang berilmu hitam. Selain itu, dari tempat kejadian perkara (TKP) polisi juga menyita pakaian korban, dua batang kayu, dua pasang sandal jepit, peci haji, dan pakaian para pelaku.
Sementara, Kanit Reskrim Polsek Ciemas, Aiptu Suyatno mengatakan dari hasil visum, korban meninggal dunia akibat hantaman benda tumpul dan sabetan senjata tajam hampir di sekujur tubuhnya. Hingga saat ini, polisi masih memburu pelaku lainnya yang diduga masih berkeliaran. Untuk sementara tersangka ditahan di Mapolres Sukabumi dan dimintai keterangan.
“Kami masih mengembangkan sekaligus memburu siapa dalang di balik aksi pembantaian terhadap seorang lansia yang berprofesi sebagai guru ngaji dan petani ini,” tambahnya.
Sementara anak korban, Darus mengatakan sebelum kejadian bapaknya kerap mendapatkan ancaman mau dibunuh, karena dituduh sebagai dukun santet. Bahkan fitnah tersebut terus dihembuskan dan akhirnya orang tuanya tersebut ditemukan sudah tewas.
“Bapak saya petani dan guru ngaji. Bahkan sering mengajar ngaji ke madrasah, saya tidak tahu siapa yang membuat fitnah tersebut dan berharap pelaku segera ditangkap,” katanya.***
Editor : Hens Pradhana