Pamit Hendak Berjualan Sebulan Silam, Helmi Tewas Dalam Penggerebekan Teroris

oleh
Tim Datasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, mengamankan Rumah terduga teroris di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah,
Tim Datasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri. Konten Jabar.

TASIKMALAYA – Aam Suryamah, tak kuasa membendung air matanya dan tangisannya pun pecah setelah dirinya mengetahui salah satu terduga teroris yang dilumpuhkan di Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan, Rabu 21 Desember 2016 tadi siang adalah putra ketiganya.

Aam, meyakini salah satu terduga teroris yang tewas dalam insiden baku tembak dengan polisi yaitu Helmi. Adalah anaknya sendiri dan tewas dalam penggerebekan Densus 88. Selain mengenali foto anaknya yang beredar, keluarga juga mengenali tas milik Helmi yang turut disita kepolisian.

Sang ibu langsung menangis saat melihat foto tas milik anaknya muncul di salah satu berita televisi. Meski berusaha ditenangkan, perempuan paruh baya ini terus berurai air mata tak kuasa menahan kesedihan.

Diceritakan Aam, Helmi yang sudah memiliki istri dan satu anak ini pamit satu bulan silam untuk bekerja menjual obat herbal di Bogor. Namun, belakangan keluarga tidak bisa lagi menghubunginya, hingga upaya pencarian ke berbagai daerah pun dilakukan.

“Sebulan lalu, dia berpamitan katanya mau ke Bogor mau jualan herbal,” kata Nandang Suryana, ayah kandung Helmi. di kediamnya di Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Nandang menjelaskan, selama ini dirinya sering menghubungi sang anak namun ponselnya tidak aktif. Nandang mengungkapkan, anaknya yang lahir 31 Juli 1997 ini dalam pengamatannya berperilaku normal dan tak ada yang mencurigakan atas sikapnya. Hanya saja Nandang mengakui jika Helmi sedikit tertutup.

“DIa rajin sholat dan tahajud. Puasa Senin Kamis paling getol, tidak merokok,” jelasnya.

Nandang mengaku tak ada firasat apapun atas kepergianan anak kesayangannya itu. Tapi saat pamit akan berjualan obat herbal ke Bogor, sang anak sempat meminta maaf.

“Pas mau pergi sempat bilang gini, maaf saya tidak bisa ngebahagiakan orang tua.” Pungkasnya. ***

Editor : Hens Pradhana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *