BANJAR – Budidaya jenis sayuran dengan teknis akuaponik yang saat ini di geluti Daddy Hartadi, salah seorang aktivis politik wilaya banjar, yang juga salah satu bagian pemerhati lingkungan yang sempat tergabung di salah satu forum WALHI. Hingga kini aktivis politik tersebut aktiv dalam mengembangkan budidaya sayuran dengan teknis akuaponik itu, juga merupakan gabungan dari budidaya perikanan (akuakultur) serta budidaya tanaman sayuran dengan teknis hidroponik atau penggunaan air sebagai media tanamnya.
“Sistem teknologi akuaponik itu, merupakan salah satu cara alternatif yang dapat di terapkan dalam rangka pemecahan masalah terkait keterbatasan lahan yang ada, khususnya di lingkungan perkotaan”. ucap Daddy saat di jumpai Kontenjabar.com di kediamannya Jum’at 10 Februari 2017.
Saat ini kata Daddy, Harga sayuran di pasaran yang tidak stabil bahkan harganya terus meningkat, hendaknya menjadi salah satu pemicu semangat untuk para masyarakat agar lebih kreatif dalam bercocok tanam secara mandiri di lingkungannya masing-masing. Dengan teknik akuaponik itu, masyarakat umum akan mudah bercocok tanam dengan hasil yang bisa memuaskan.
“Air kolam yang tidak sehat akibat zat berlebih dan kotoran, di tarik menggunakan mesin pompa air yang terhubung melalui paralon yang saling menyambung untuk mengairi lubang-lubang berisi tanaman diatasnya. Nutrisi yang di alirkan tersebut merupakan unsur hara yang bermanfaat bagi tanaman”. kata Ia
Di katakan Daddy, Ikan yang sehari-harinya menyumbang kotoran dan sisa pakan, yang di dalamnya terkandung zat yang cukup bermanfaat bagi setiap tanaman sebagai pupuknya, sebaliknya, tanaman memasok oksigennya sehingga terjadi timbal balik yang saling menguntungkan bagi keduanya. Selain bisa di jadikan hoby untuk mengurangi rasa penat, sistem bertanam dengan teknik akuaponik ini bisa mengurangi pengeluaran biaya belanja sayuran sehari-hari, karena hasil dari panen budidaya ini hasilnya lebih baik dari sistem bercocok tanam biasanya yang riskan terhadap hama. jelas Daddy. (Dodi Budiana)
Editor : Deni