Satu Jam Bincang Pengetahuan Dengan Calon Legislatif DPRD Kota Dadi Abidarda

oleh

KOTA TASIKMALAYA| Dalam melakukan strategi menjadi calon anggota legislatif pondasi awal harus bisa dilakukan dengan berbagai cara dan banyak hal, salah satunya mendekatkan diri dengan lingkungan masyarakat sekitar. Tak itu saja bisa juga dengan selalu mempererat tali silaturahmi dengan rekan – rekan kerja, pemuka agama, keluarga, kerabat hingga jaringan aktivis lainnya.

Hal semacam inilah yang selalu dan sering dilakukan oleh salah seorang aktivis Dadi Abidarda caleg DPRD nomor 4 dari Partai Kebangkitan Bangsa Kota Tasikmalaya. Minggu (27/08/2023).

Seperti diketahui  calon legislatif(caleg ), adalah merupakan orang-orang yang diajukan parpol untuk dicalonkan menjadi anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

BACA JUGA; Berbagai Perlombaan Hangatkan dan Meriahkan Mangkubumi Dalam Rangka HUT RI Ke 78

Oleh karena itu, untuk menjadi calon legislatif tidak terlalu ketat, kini semakin mudah, lantaran pendaftaran calon anggota legislatif tidak diwajibkan menyertakan SKCK hingga mantan narapidana boleh mencalonkan diri sepanjang jujur mengemukakan statusnya kepada publik.

Dadi Abidarda aktivis, kelahiran Ciamis pada tanggal 12 Januari 1973, lulus MAN Darussalam dan lulus IAIC Cipasung mengambil disiplin ilmu Tarbiyah/PAI, menurutnya banyak yang harus disumbangkan keilmuan yang dimiliki untuk masyarakat kota Tasikmalaya, ujarnya.

Sifat kehidupan  dan ciri masyarakat kota mempunyai sifat individualisme dan egois, oleh karena mayoritas penduduk kota. Hubungan sosial antar individu memiliki sifat gesellschaft. Pandangan hidup yang dimiliki oleh penduduk kota lebih rasional apabila dibandingkan dengan penduduk desa, kilah Dadi.

Dadi juga menambahkan bahwa secara sosiologis, masyarakat desa memiliki korelasi yang bersifat kekeluargaan, langsung, memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sedangkan masyarakat kota lebih bersifat individual. Secara budaya, warga kota berasal dari latar belakang budaya yang beraneka ragam (heterogen) daripada masyarakat desa yang homogen.

Yang jelas ada perbedaan antara masyarakat kota Tasikmalaya dengan masyarakat kota yang ada di sebagian wilayah Indonesia. Masyarakat kota Tasikmalaya masih memegang teguh sifat dan budaya pedesaan. Unik, kan ! sambil menatap Penulis, berucap anda juga sering ke kota Tasikmalaya, sadar dan gak disadari ketika berada di kota Tasikmalaya apa ada perbedaan dengan sikap dan sifat di pedesaan, nggak kan!.

Bilamana masyarakat kota lebih maju daripada masyarakat pedesaan, karena beberapa faktor seperti berikut: Sarana dan prasarana lengkap sedangkan di desa masih kurang. Akses jalan yang memadai, sehingga kegiatan ekonomi berjalan dengan lancar. Sedangkan di desa jalan masih banyak yang rusak.

(Iwan S/Janur)