
CIREBON – Untuk mengungkap dan meringkus pelaku pembunuhan Imam Santoso (44), Jajaran Kepolisian Polresta Cirebon sama sekali tidak membutuhkan waktu lama untuk dapat meringkus pelakunya yang berinisial DM (22), yang terjadi pada Kamis 03-11-2016
kemarin.
Delapan jam setelah melakukan pembunuhan yang menewaskan korban Imam Santoso, DM (pelaku) tersebut dibekuk Jajaran Polresta Cirebon disebuah Hotel di wilayah Kabupaten Kuningan, tempatnya bekerja.
AKBP Indra Jafar Kapolres Cirebon tersebut saat di jumpai Kontenjabar.com di ruang kerjanya mengatakan, Kasus pembunuhan ini diduga ada kaitannya dengan motif asmara sesama jenis, kejadiannya bermula saat DM (Pelaku) menginap
dirumah korban Imam. Namun, pada Kamis pukul 03.00 WIB dini hari, korban memaksa pelaku untuk melayani nafsu birahinya.
Merasa tidak nyaman dengan permintaan korban yang mengancam pelaku dengan pisau, kemudian pelaku DM pura-pura menuju dapur dengan alasan hendak membuka
bajunya. Saat berada didapur itulah, DM melihat ada cobek berukuran besar, dan langsung menghantamkannya ke kepala bagian belakang korban.
“Pelaku ngakunya diancam oleh korban dengan pisau agar mau melayani nafsu birahinya, korbannya IS meninggal seketika saat itu juga, kemudian pelaku langsung melarikan diri”ucap Indra
Usai membunuh Imam kata Indra, DM langsung kembali ke wilayah Kabupaten Kuningan, dan beraktivitas seperti biasa. Sementara, keesokan harinya warga setempat menemukan korban Imam tersebut, yang dikenal sebagai juragan sayuran itu, telah meninggal dengan luka hantaman benda tumpul dikepala.
Sesaat kemudian, Kepolisian setempat yang mendapat laporan dari warga, mulai melakukan investigasi dengan memeriksa sejumlah saksi. Dari saksi-saksi itu, tersebut nama-nama orang yang kerap mengunjungi korban, yang salahsatunya adalah nama DM (pelaku).
Jajaran Aparat Polisi kemudian mengejar dan menangkap pelaku di tempat kerjanya, dari tempat kejadian perkara (TKP), Polisi menemukan dan menyita barang bukti “cobek” yang digunakan pelaku untuk membunuh korban. “Setelah kami periksa sejumlah saksi, dan hasil keterangan mereka. Akhirnya mendapat keterangan penting terkait siapa saja orang yang sering berkunjung ke korban” pungkas
Indra (Asep Hendra Pradhana)