JEMBER – Warga masyarakat Desa Mayangan, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim), pada hari Senin 07/12/2020 digegerkan oleh beredarnya rekaman video sebuah kegiatan yang berisi kegiatan ritual pengobatan oleh Jamaah Tibulqulub, yang menyebutkan sebuah kalimat Kamu adalah Allah, Allah adalah Kamu.
Cuplikan video yang beredar di Media Sosial (Medsos) terkait kegiatan tersebut, dinilai warga masyarakat telah disusupi ajaran Wahdatul Wujud, yakni konsep yang mengajarkan tentang bersatunya wujud Tuhan dan Hamba, yang hingga kini ajaran Wahdatul Wujud dinyatakan oleh para Ulama sebagai ajaran sesat.
Terkait hal itu, warga bersama Kepala Desa (Kades Mayangan) dan Babinkamtibnas serta beberapa Tokoh Masyarakat setempat melakukan pertemuan dengan perwakilan Jamaah Tibulqulub yang difasilitasi oleh Nahdatul Ulama (NU) Ranting Mayangan di kantor Desa Mayangan. Pada pertemuan tersebut, pihak Jamaah Tibulqulub tidak bisa memberikan landasan atau dalil yang jelas dan sah secara hukum Syariat Islam.
“Ya kami sepakat untuk memberhentikan kegiatan itu untuk sementara, sampai nanti ada kelanjutan setelah mendatangkan pimpinannya. Mereka sudah sanggup untuk mendatangkan pimpinan mereka. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Tibulqulub harus dihentikan sementara, karena belum bisa menampilkan dalil secara Syariat Islam,” kata Wakil Ketua NU Ranting Mayangan, Ustad Imam Syafi’i, kepada kontenindonesia.com usai pertemuan tersebut. Senin 07/12/2020.
Ustad Imam mengatakan, yang diminta oleh tokoh masyarakat terkait hal itu, adalah dalil secara nalar dalam kitab Alquran, Hadis, Ijma dan Qiyas. Sementara mereka tidak bisa menampilkan dan menjelaskannya. Ada juga dalil kutipan hadist tetapi cara menafsiri dan menerjemahkannya mereka juga tampak masih kebingungan, Bahkan ditanya pengertian Sholat secara sendiri saja mereka juga belum bisa menjawab secara bahasa yang telah tertata oleh para Ulama.
“Tokoh masyarakat meminta dalil secara nalar dalam kitab Alquran, Hadis, Ijma dan Qiyas. Sementara mereka tidak bisa menampilkannya. Ada dalil kutipan hadist tetapi cara menafsiri dan menerjemahkannya mereka masih kebingungan. Bahkan ditanya Sholat sendiri mereka belum bisa menjawab. Sedangkan Bahasa Kamu adalah Allah, Allah adalah Kamu, yang terekan dalam video, menganalisa itu adalah sebuah faham yang masuk dalam kategori Hulul (Wahdatul Wujud), Hulul sendiri menurut kesepakatan para ulama termasuk ajaran sesat.” Kata Ustad Imam.
Jadi, Ustad Imam berujar, kalimat tersebut cukup membuat resah di masyarakat, ditambah dengan kalimat yang melayang diatas arasy, nah jawaban dari mereka, karena Allah itu bisa menyatu dengan kita. Maka atas adanya kegiatan tersebut pihak kami belum menemukan dalil yang menjadi pijakan mereka, dan meski demikian kami juga tidak bisa memvonis apapun. Karena yang bisa menyatakan bahwa aliran itu sesat atau tidak adalah MUI.
“Dari kami hanya menyatakan kelompok ini sudah tidak sesuai dengan syariat yang ada. NU Ranting Mayangan bersama masyarakat bisa mengungkap motif dibalik hal ini. Sukur-sukur nanti Jamaah Tibulqulub mau mengakui jika ajaran mereka memang tidak sesuai.” Katanya.
Menanggapi hal itu, Pimpinan Jamaah Tibulqulub, Musadad mengatakan, kesepakatan terkait hal ini harus dihentikan sementara dan juga pihak kami tidak mempermasalahkanya. Kegiatan disitu tergantung Saya, selama jadwal Saya pada hari rabu, insya alloh Saya bisa, kecuali kalau difasilitasi negara gak apa-apa.
“Jika suara dengan menyebut kalimat, Kamu adalah Allah, Allah adalah Kamu, iya Saya sendiri, hal itu untuk supaya mereka itu tersugesti atau terpengaruh lebih yakin lagi kepada Allah SWT. Kalimat tersebut hanya sebuah konten kata-kata yang pertama ditujukan kepada sugesti, karena karakter manusia itu biasanya terbuka kalau dalam kondisi yang bersifat sugestif. Jadi itu untuk membuka pikiran bawah sadar, bukan sebuah ajaran.” terang Musadad, melalui sambungan telepon, Senin 07/12/2020.
Musadad menjelaskan, orang kalau sudah tersugesti maka dia akan mengikuti instrukturnya, supaya syaraf dan otot bisa rileks. Jika semua rileks, kan otomatis dia akan menikmati suasana enjoy dalam tubuhnya, sehingga bisa mereproduksi sel-sel yang rusak.
“Kalau yang dimedsos itu murni pengobatan, yakni terapi yang efektif untuk di wilayah pantai atau wilayah sunyi manfaatkan alam yang ada. Yang lainya itu pengajian biasa, awalnya hanya pengajian biasa dan Saya melihat disitu kok banyak keluhan, akhirnya kita manfaatkan karena alquran itu syifaulinas, bisa mengobati untuk semua manusia, ” terang Musadad.
Reporter : Anjasmara Badarutaman
Editor : Deni