21 Maret Adalah Pilihan Masyarakat Luas Untuk Hari Hutan Sedunia

oleh
Hari Kehutanan Sedunia
Hari Kehutanan Sedunia

SUMEDANG – Hari kehutanan sedunia yang sudah sering di peringati oleh banyak Masyarakat di seluruh penjuru dunia sekitar kurang lebih 30 tahun ke masabelakang. Peringatan hutan sedunia tersebut yang merupakan “General Assembly of the European Confederation of Agriculture”.

Bahkan, organisasi di PBB yang mengurus bidang makanan dan pertanian akan selalu mendukung kegiatan itu di seluruh dunia. Tanggal 21 Maret adalah yang dipilih banyak masyarakat dunia untuk menjadikan momentum peringatan Hari Hutan Sedunia, yang saat itu mengkampanyekan 3 hal utama untuk menjaga keberadaan hutan di dunia. Yaitu, melindungi hutan, memanfaatkan hasil hutan, dan menjadikan hutan sebagai tempat rekreasi yang alami untuk seluruh masyarakat.

Namun, Karena ulah sejumlah makhluk pintar yang mengatasnamakan manusia, fungsi hutan yang sebagai paru-paru dunia mulai menipis. Pembukaan areal hutan, penebangan liar, pembabatan hutan untuk lahan pertanian dan segala kegiatan produksi komersial lainnya, termasuk memburu hewan-hewan liar yang hidup di hutan di lakukan manusia secara besar-besaran.

Dari tahun ke tahun, Kegiatan itu terus berlangsung sampai akhirnya
Berakibat pemanasan global bencana alam, seperti longsor, banjir, dan lainnya mulai melanda seperti bencana alam di Kabupaten Garut dan Sumedang Bulan Lalu.

Oleh karena itu, Untuk memperingati Hari Hutan Sedunia, setiap organisasi yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup menghimbau untuk menyelamatkan hutan.

Kawasan hutan di Indonesia mencapai keluasan 162 juta hektar. Lahan hutan terluas itu ada di daerah Papua yang totalnya seluas 32,36 juta hektare. Kemudian hutan di Kalimantan 28,23 juta hektar, Sumatera 14,65 juta hektar, Sulawesi 8,87 juta hektar, Maluku dan Maluku Utara seluas 4,02 juta hektar, Jawa 3,09 juta hektar, Bali dan Nusa Tenggara 2,7 juta hektar.

Menurut sejumlah sumber, Hancurnya hutan di Indonesia setara dengan luas 300 lapangan sepakbola dalam setiap jamnya, Forest Watch Indonesia (FWI) pun mencatat kerusakan hutan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

Bahkan menurut sumber tersebut, Sampai saat ini kerusakan hutan di Indonesia sudah mencapai 2 juta hektar per tahun, sebanyak 72% hutan asli di Indonesia telah musnah, akibatnya, luas hutan Indonesia selama 50 tahun terakhir telah berkurang dari 162 juta hektar menjadi 98 juta hektar.

Informasi tersebut membuat adanya rasa prihatin berbagai kalangan, khususnya tokoh lingkungan dan Kelompok Kepanitiaan Penghijauan SKBP, serta tokoh budaya Bunda Tanjung yang juga Kepala sekolah di salah satu SMK di Kabupaten Sumedang.

Dengan semangat, Gagasan penghijauan tersebut disambut baik oleh Pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov Jabar) dan juga Dinas Kehutanan yaitu Balai Konservasi Lahan dan Rehabilitasi Tanah Provinsi Jabar,  Ir H.Dadat Supriayadi selaku penasehat di Kepanitiaan SKBP Jatinangor.

Rencana penanaman pohon yang akan di mulai 22 Desember 2016 hingga 21 Maret 2017 itu, berpusat di wilayah kawasan Gunung Cijambu, Desa Kadakajaya, Kecamatan Tanjungsari dan juga Kawasan Hegarmanah, di wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. (Edi Wahyudi)

Editor : Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *