JEMBER – BALI – Seorang penumpang jasa travel Jember – Bali, dibuat trauma setelah mendapat dugaan “pelecehan seksual” oleh sopir mobil yang ditumpanginya.
Penumpang itu mendapat WtahsAap tawaran kencan dengan bayaran Rp 200 ribu. Korban dugaan pelecehan seksual itu, kami inisial namanya EWS. Dia warga Gebang Patrang, yang menumpang travel ke Bali. “Saya ordernya ke Jawa Trans. Kemudian yang datang menjemput ke Bali, pihak travel lain,” ungkapnya Selasa 15/11/2022
Pengalihan travel itu diduga sepihak. Korban mengira, mobil yang datang dari pihak perusahaan travel yang dipesannya. Namun rupanya beda. “Tentu dari ini kami dirugikan. Karena pihak travel Jawa Trans diduga mengganti sepihak. Tahu begitu saya enggan ikut,” sesalnya.
Benar saja,,?, sopir yang mengemudikan travel ke Bali, rupanya sudah genit saat armada berhenti di rumah makan. “Saya makan, tiba – tiba sopir duduk semeja. Awalnya saya positif thinking. Tapi rupanya, sikap ramah saya disalah artikan,” tuturnya.
Benar saja, kemudian sopir yang tau nomer WhatsApp korban dari data pemesanan travel sebelumnya, dimanfaatkan sopir untuk merayu penumpangnya. Rayuan kencan dengan tawaran Rp 200 ribu itu, bisa disebut pelecehan seksual dan memenuhi unsur pidana. “Screenshot WA pelakunya sudah saya serahkan ke pengacara keluarga,” akunya.
Kepada media ini, korban sempat menunjukkan screenshot WhatsApp pelecehan seksual. Tertulis bahwa sopir menulis pesan “Gimana jadi” “200” tulisnya.
Korban lantas menjawab, bahwa dia sudah membayar. Korban mengira sopir menagih ongkos travelnya. Namun rupanya, yang dimaksud sopir dia menawar kencan dengan bayaran Rp 200 ribu. “Tadi kamu yang bayar sekarang aku yang bayar,” tulis sopir tersebut.
Korban sontak menolak. Tegas korban membalas dengan nada tolakan. “Aiiissshh, enggak lah,” tulisnya. Sopir kemudian bertanya. “kenapa”. Kemudian, sopir menaikkan harga tawarannya menjadi Rp 250 ribu.
Mendapat bukti yang demikian, relasi keluarga korban pun langsung menyampaikan komplainnya ke terduga pelaku. Bahkan sebelumnya, pihak travel Jawa Trans juga di komplainnya.
Kemudian, terduga pelaku mengirimkan pesan suara via WhatsApp, bernada permintaan maaf. “Ya kalau begini saya minta maaf. Saya yang salah, minta maaf. Saya yang salah sudah. Saya sama anaknya sudah minta maaf,” begitu pesan suaranya.
Korban, bersama keluarga dan pengacaranya, bakal memperkarakan kasus pelecehan seksual secara verbal via chatting tersebut. Terlebih, korban juga sudah memiliki suami. “Suami saya tidak terima. Saat saya ditawar gituan, saya sampaikan kalau sudah punya suami. Fix, akan kami laporkan,” tegasnya.
Penulis: Eveline Christanty
Editor: Jajang N (Janur)