JAKARTA – Sekertaris Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan, menyinggung masuknya Sandiaga Uno ke dalam istana pada Kabinet Indonesia Maju menyusul Prabowo Subianto.
Padahal, Haikal sendiri saat ini tengah berstatus sebagai saksi terlapor dalam kasus dugaan penyebaran berita bohong (hoaks), pada Rabu 23 Desember 2020.
Dalam cuitannya di media sosial Twitter, Haikal menjelaskan perjuangannya untuk memberi saksi agar adil pada Pemilihan Presiden 2019 lalu. Dimana, saat itu Haikal mendukung pasangan Prabowo – Sandi sebagai rival dari Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf.
“Saya keliling dalam negeri. Lalu keliling Eropa, Australia. Belum cukup? Jual mobil…Buat berikan saksi… agar adil. Tapi, Inilah kita…Hidup di zaman yang didukung jadi presiden dan wapres masuk istana, dan pendukungnya masuk penjara. Ironi. Ah..lupakan,” tulis akun @haikal_hassan, dikutip pada Minggu 27/12/2020.
Tweet yang ditulis sejak Minggu pagi itu, tampak disukai lebih dari lima ribu warganet dan mendapat balasan 730 kali.
“Mereka berdua tdk jadi presiden krn allaah ingin mmperlihatkan pada kita siap mereka sebenarnya, klo yg nganu umat sdah tau mrk siapa hingga allaah menunjukkan kpd kita bhwa mereka brdua tak lebih dari pengkhianat yg rakus akan kekuasaan,” jhonson akun @AsyiFahmi
“Sabar be, mungkin kita salah menggantungkan harapan perubahan, ternyata yg sempat kita harepin hari ini tabiat aslinya kebuka, itu juga berkah Mereak Kedepan jadi lebih mawas diri,” cuit akun @NodyRachmat.
Diberitakan sebelumnya, Sekjen HRS Center Haikal Hassan sempat datang memenuhi panggilan Polda Metro Jaya sebagai saksi terlapor dalam kasus dugaan penyebaran berita bohong (hoaks), Rabu 23 Desember 2020,
Haikal mengaku datang untuk memberikan klarifikasi atas laporan tentang berita bohong terhadapnya. Kepada media, Haikal Hassan menampik telah menyebarkan berita bohong ke masyarakat.
“Tidak ada persiapan apa-apa, kan cuma klarifikasi saja. Habis itu pulang yah, asyik-asyik saja,” ujarnya. ***
Sumber : Okezone.com