KAB TASIKMALAYA – Rapat antara pihak penyedia program Makan Bergizi Gratis (MBG), Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan pihak Desa Manggungjaya termasuk lingkup Kecamatan Rajapolah, berlangsung di Aula Abubakar Ash-Shiddiq, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar). Selasa 06/05/2025.
Rapat bersama tersebut diduga menyusul terjadinya musibah adanya beberapa siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN 1) Rajapolah yang beberapa waktu lalu sempat terjadi keracunan masal diduga dari porsi makanan program MBG, hingga beberapa siswa yang keracunan sempat dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Rajapolah.

Pantauan awak media Konten Indonesia dilokasi rapat tersebut, selain beberapa orang dari pihak penyedia program MBG yang dipimpin Kepala Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Abubakar Ash-Shiddiq Kecamatan Rajapolah, tampak hadir juga Camat dan Kepala PKM Kecamatan Rajapolah, Kapolsek Rajapolah, Komandan Koramil 1205 Rajapolah dan lainnya.
Namun, saat awak media Konten Indonesia coba meminta sedikit wawancara ihwal apa saja yang dibahas pada rapat bersama tersebut, Kepala Dapur SPPG Yayasan Abubakar Ash-Shiddiq Kecamatan Rajapolah, Michael Julius, seakan enggan dan terpaksa memberikan komentar.
“Dari pusat memang harus satu pintu, tidak bisa saya memberikan statement gitu arahan pimpinan, tapi saya punya pres release nya ini dari pusat. Kalo mau mungkin bisa mengutip dari sini gitu,” ucap Michael, saat diwawancara Konten Indonesia usai rapat bersama dilokasi.
Bahkan, Michael juga seakan lebih memperjelas dan memaksa agar dimengerti, jika ia tidak bisa semena-mena memberikan statement apapun terkait agenda rapat itu.
“Hooh engga, saya memang engga bisa memberikan statement apa-apa jadinya, karena memang arahan dari pimpinan saya seperti itu gitu, dari BGN. Pres release itu langsung dari biro humasnya sana,” katanya.
Saat coba memastikan jika rapat bersama tersebut merupakan bentuk evaluasi dari terjadinya musibah dugaan keracunan masal siswa SMPN 1 Rajapolah setelah menyantap MBG, Michael pun menjawab dengan raut wajah terpaksa.
“Tentunya itu untuk evaluasi kedepannya, karena kan, apa namanya ya program ini kan harus berjalan gitu kan. Semua sektor memang mendukung hal itu. Jadi ya kita lebih kepada evaluasi dan hal apa yang akan dilakukan kedepan,” katanya.
Sementara, saat ditanya ihwal dampak dari apa saja sehingga terjadi musibah siswa SMPN 1 Rajapolah keracunan masal diduga setelah menyantap MBG, Kepala Dapur tersebut enggan berkomentar apapun.
“Belum bisa ngasih statement untuk itu, paling gitu. Kalo misalnya ini ya saya paling ngasih pres release aja yang dari pimpinan kami,” tutupnya.
Dikutip dari laman Kabar-tasikmalaya.com yang tayang pada Sabtu 03/05/2025, berdasarkan data yang dihimpun oleh pihak sekolah SMPN 1 Rajapolah, lebih dari 20 orang siswa yang mengalami dugaan keracunan masal sempat mendapatkan penanganan medis di PKM Rajapolah.
“Dari data yang kami himpun, ada sekitar 20 siswa kami yang sempat mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Rajapolah. Beberapa siswa lainnya masih dalam observasi,” jelas Kepala Sekolah SMPN 1 Rajapolah, Ucu Karni.
Pihak sekolah juga telah berkoordinasi dengan Muspika, Puskesmas, dan Dinas Kesehatan terkait pengiriman sampel makanan ke laboratorium di Jawa Barat, hal tersebut untuk mengidentifikasi penyebab pastinya keracunan.
“Kami baru menduga bahwa ini adalah dampak dari konsumsi makanan bergizi gratis ini. Sampelnya saat ini sedang diuji di laboratorium Provinsi Jawa Barat,” imbuh Ucu.
Reporter: Deni