LMND Pertanyakan Holding Migas Lhokseumawe

oleh
Teks Foto : EK-LMND Kota Lhokseumawe melakukan aksi menolak PT. Zaratex NV di depan taman Riyadah, Kota Lhokseumawe, Senin, 27/5/19.
Teks Foto : EK-LMND Kota Lhokseumawe melakukan aksi menolak PT. Zaratex NV di depan taman Riyadah, Kota Lhokseumawe, Senin, 27/5/19.

Lhokseumawe – Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Eksekutif Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (Ek-LMND) Kota Lhokseumawe, melakukan aksi protes berupa tutup mulut di depan Taman Riyadah, Kota Lhokseumawe, pada Senin (27/5/2019).

Dalam aksi tersebut, pihaknya mempertanyakan kepada BPMA terkait pembagian hasil pengembangan Blok Minyak dan Gas (Migas) di kawasan Lhokseumawe oleh PT. Zaratex NV.

Koordinator aksi, Beni Ernesto mengatakan, Lhokseumawe merupakan salah satu Daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti minyak dan gas bumi. Selain itu lokasinya juga cukup strategis yang berhadapan langsung dengan selat malaka lintas poros maritime dunia.

“Dengan potensi migas yang sangat banyak, sehingga berdirilah perusahaan-perusahan yang mengekplorasi kekayaan alam tersebut. 40 tahun lalu, tepatnya sekitar tahun tujuh puluhan perusahaan itu masuk dan hanya memberikan angin surga kepada rakyat, khususnya rakyat Aceh dan Kota Lhokseumawe yang berada di lingkaran migas tersebut,” kata Beni.

Pihaknya juga menilai,  sampai saat ini belum ada dampak apapun yang dirasakan oleh rakyat dalam meningkatkan perekonomian.

Oleh sebabnya, para aktifis Mahasiswa itu mempertanyakan kepada BPMA terkait Holding pembagian hasil pengembangan blok minyak dan gas (Migas) Lhokseumawe oleh PT Zaratex NV.

“Kami juga menolak kapitalisasi Sumber Daya Alam (SDA), kami juga meminta agar dilaksanakan pasal 33 UUD 1945, selain itu implimentasikan UU nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Implimentasikan PP nomor 23 tahun 2015 tentang pengelolaan bersama sumber daya alam minyak dan gas Bumi di Aceh,” pungkasNya.

Penulis : Zulkifli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *